Jakarta, Virenial Health – Playing victim adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika seseorang merasa dirinya menjadi korban dari hal-hal buruk yang dia alami dan hal ini biasanya dipicu karena dia mendapatkan banyak sekali tekanan mental dan emosional di lingkungan sekitarnya.
Playing victim juga diartikan seperti kondisi saat seseorang selalu merasa menjadi korban dalam situasi apapun dan hal ini disebabkan atau terjadi karena mentalitasnya atau ada orang lain yang ingin ia salahkan.
Sedangkan kata playing victim sendiri muncul saat seseorang merasa terdesak dengan tekanan yang signifikan yang dialami dan hal tersebut membuat, pola pikir ‘seolah korban’ ini muncul dan akan digunakan untuk membantu membentengi dirinya dari kesalahan yang mungkin ia sudah diperbuatnya.
Pengertian Playing Victim
Playing victim adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa menderita akan suatu hal, walaupun bukti menunjukkan sebaliknya dan mereka juga biasanya merasa tidak mempunyai kendali atas apa yang terjadi pada dirinya.
Playing victim merupakan masalah kesehatan mental yang dialami oleh seseorang dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti hubungan, pekerjaan, serta kesehatan.
Orang yang memiliki sikap playing fictim ini biasanya memiliki pola pikir yang berkembang sebagai mekanisme penanganan pengalaman traumatis sebelumnya.
Playing victim biasanya terjadi pada beberapa kondisi seperti mengalami berbagai situasi di mana pengidap tidak mempunyai kendali atas masalah yang terjadi, mempunyai rasa sakit emosional berkelanjutan kemudian mengarah pada ketidakberdayaan diri dan mengalami pengkhianatan yang dilakukan oleh orang terdekat.
Sementara faktor yang membuat playing victim atau ‘mentalitas sebagai korban’ ini muncul biasanya karena seseorag mengidap gangguan penggunaan alkohol atau narkoba.
Di sini, pengidap merasa terjerumus karena orang lain atau lingkungannya padahal masalah yang dialami adalah akibat dari perbuatannya sendiri.
Ciri-ciri Orang Playing Victim
Ada beberapa ciri orang yang memiliki karakteristik playing victim yang perlu diketahui agar Anda tidak bisa mengambil langkah antisipasi saat berhadapan dengan mereka.
Untuk ciri-ciri orang playing victim yaitu sebagai berikut:
1. Tanda-tanda perilaku
- Sering menyalahkan orang lain ketika membuat kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.
- Karena takut salah atau disalahkan atas perbuatannya, sehingga membuatnya mengalami kesulitan untuk mengambil tanggung jawab pribadi.
- Terlalu kritis terhadap diri sendiri atau orang lain tanpa memikirkan perasaan orang yang dikritik.
- Tidak ingin bergaul dengan orang-orang tidak sepemikiran dengan dirinya.
2. Tanda-tanda mental dan kognitif
- Melihat dan merasa dunia tidak adil atau tidak aman bagi dirinya.
- Distorsi kognitif, yaitu memiliki cara berpikir yang cenderung tidak akurat atau merubah informasi sesuai dengan pemahaman subjektif nya saja.
- Memiliki dan menerapkan pola pikir yang merugikan atau pesimisme.
- Merenungkan kesalahan dan rasa sakit yang sudah dialami atau terjadi di masa lalu.
- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri saat tertimpa masalah.
3. Tanda-tanda hubungan
- Kesulitan membangun keintiman dan kepercayaan dengan orang lain.
- Empati yang dimiliki terhadap orang lain bisa dibilang sangat terbatas.
- Kesulitan menerima kritik yang sifatnya membangun, namun disisi lain dia sangat pandai mengkritik orang lain.
4. Tanda-tanda emosional
- Sering merasa cemas.
- Mengalami depresi atau stress dengan keadaan yang dialami.
- Merasa tidak diperhatikan oleh oranf sekitarnya
- Rendah diri dan merasakan kebencian orang lain, sehingga membuatnya ingin menjauh dari orang lain atau mengisolasi sosial.
5. Sabotase diri sendiri
Orang yang hidup dengan mentalitas playing victim kemungkinan akan melakukan sabotase diri dengan pemikiran:
- “Segala sesuatu yang buruk hanya terjadi padanya.”
- “Karena tidak bisa berbuat apapun atas masalah yang terjadi, jadi tidak perlu untuk mencobanya karena tidak ada gunanya juga.”
- “Segala hal buruk yang menimpa diriku ini memang pantas aku terima.”
- “Tidak ada satu orangpun yang peduli terhadap diriku.”
- Sabotase diri ini menjadi salah satu penyebab orang melakukan agresi atau perilaku agresif.
6. Menghindari tanggung jawab
Orang yang playing victim juga sering menolak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya, namun ia akan selalu membuat alasan seolah dirinya tidak terlibat atau tidak bersalah atas masalah tersebut.
Bahkan untuk membela dirinya, ia tidak hanya akan melimpahkan kesalahan tersebut pada orang lain namun juga akan bersikap bahwa dirinya lah yang seolah-olah menjadi “korbannya” agar orang lain percaya dengan dirinya.
Apabila ada orang lain yang ingin membantunya, biasanya tawaran tersebut akan ditolak karena ia memang tidak ingin memperbaiki masalah yang dihadapinya.
Karena pada dasarnya, orang yang playing victim hanya butuh orang lain berada dipihaknya dan mengasihani dirinya.
Penyebab Playing Victim
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang memiliki mental atau karakteristik playing victim, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya trauma masa lalu
Mentalitas sebagai korban ini seringkali berkembang karena merupakan respons terhadap kondisi yang sebenarnya terjadi dan hal ini kemungkinan muncul sebagai cara untuk mengatasi trauma masa lalu yang pernah dialaminya.
2. Pengkhianatan
Pengkhianatan terhadap kepercayaan, khususnya pengkhianatan yang berulang-ulang, juga bisa membuat seseorang merasa menjadi korban dan sulit untuk percaya kepada siapa pun.
3. Kodependensi
Kodependensi adalah kondisi atau perilaku di mana seseorang terlalu bergantung pada orang lain dan levelnya sudah mencapai level atau tingkat yang tidak sehat.
Sehingga pengidap cenderung atau lebih fokus pada kebutuhan dan keinginan orang lain kemudian mengabaikan diri sendiri dalam prosesnya.
4. Manipulasi
Beberapa orang yang memiliki karakter playing victim biasanya akan tampak senang menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka timbulkan sendiri.
Bahkan, mereka juga akan menyerang dan membuat orang lain merasa bersalah, atau memanipulasi orang lain agar mendapatkan simpati dan perhatian.
Cara Menghadapi Orang yang Playing Victim
Kita mungkin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi orang yang memiliki sikap playing victim dalam kehidupan sehari-hari
Walaupun menjengkelkan, namun kita harus ingat bahwa orang yang perilakunya toksik ini mungkin pernah mengalami peristiwa atau situasi yang menyakitkan dan menyulitkan dalam hidupnya, sehingga ia mengembangkan sikap playing victim.
Agar tidak salah langkah dan justru memperburuk keadaan, nah berikut ini ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi orang yang playing victim dengan bijak dan untuk ulasannya yaitu sebagai berikut:
- Jangan terlalu cepat memberikan validasi “korban” kepada orang lain yang sedang menceritakan bahwa dirinya lah yang paling tersakiti.
- Tetap menunjukkan sikap empati dan biarkan orang tersebut berbicara serta berbagi perasaan atau curhat.
- Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam cerita dari sudut pandang orang yang playing victim, namun tetaplah objektif kemudian carilah fakta sendiri dari beberapa orang yang terlibat dalam ceritanya tersebut.
- Jangan meminta maaf bila Anda merasa bukan orang yang harus disalahkan atas masalah yang dialami orang tersebut.
- Sebaiknya, hindari “menyerang” orang yang playing victim karena hal tersebut akan memperburuk keadaan, namun tetaplah bersikap tenang.
- Anda bisa mengajak orang yang playing victim untuk berbicara dengan psikolog agar bisa menemukan solusi yang tepat, bila Anda merasa sikapnya telah mengganggu dan berlebihan.
- Playing victim ini sebenarnya bukanlah sikap yang dimiliki sejak lahir, namun sikap ini bisa muncul karena akibat dari trauma masa lalu yang pernah dialami atau mindset yang salah.
Demikian informasi yang bisa kami sampaikan mengenai pengertian, ciri, dan penyebab dari playing victim yang perlu diketahui dan bisa dipelajari guys.
Jadi, sikap playing victim ini masih bisa diubah dan diperbaiki secara perlahan-lahan melalui terapi psikologis yang dilakukan oleh orang berkompeten di bidang tersebut dan dalam hal ini adalah psikolog.
Maka dari itu, Anda jangan pernah ragu untuk menyarankan orang terdekat atau mungkin Anda sendiri untuk berkonsultasi ke psikolog jika menunjukkan sikap playing victim.
Terutama bila pernah mengalami kejadian yang traumatis dan tidak menemukan cara untuk mengatasi tekanan batin, karena nantinya psikolog bisa membantu menemukan penyebab dari munculnya sikap playing victim kemudian memberikan terapi yang tepat untuk mengatasinya.